SANITASI AIR
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Lingkungan
manusia saat ini telah berubah dengan masuknya zat-zat pencemaran ke dalam
lingkungan hidup kita semua. Menurut UU pokok pengelolaan lingkungan hidup no.
4 tahun 1982, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk
hidup, zat energi/ komponen lain ke dalam lingkungan atau perubahan tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Segala
sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan. Bahan pencemar.
Berdasarkan sifatnya bahan pencemar dibagi menjadi 2 yaitu bahan pencemar yang
dapat terdegradasi (biodegradable) dan yang tidak dapat terdegradasi
(nondegradable). Bahan yang dapat terdegradasi memiliki struktur kimia yang
sederhana sehingga dapat didegradasi, dekompisisi, dihilangkan atau dirombak
baik secara alami ataupun rekayasa sehingga dapat bersifat tidak mencemari.
Sedangkan bahan yang tidak dapat terdegradasi bersifat mencemari dan harus
diekstradisi. Ada banyak macam-macam pacemaran lingkungan yaitu pencemaran air,
udara dan tanah. Selain itu pencemaran lingkungan dapat menyebabkan perubahan
lingkungan dapat disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar disebabkan
oleh kesengajaan manusia dan factor alami. Upaya untuk mengatasi masalah
pencemaran ini dapat dilakukan dengan cara mamanfaatkan limbah. Berdasarkan
jenis penyusunnya limbah dibagi menjadi 2 yaitu limbah organik dan anorganik
1.2 Permasalahan
Dalam penulisan karya tulis ini, Penulis
memilih judul Pencemaran dan Perubahan Lingkungan. Masalah yang timbul dalam
judul tersebut antara lain :
1. Masalah pencemaran lingkungan
2. Masalah jenis-jenis pencemaran lingkungan
3. Masalah macam-macam pencemaran lingkungan
4. Masalah akibat dari pencemaran lingkungan dan akibat dari
pencemaran lingkungan dan upaya untuk menanggulanginya
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk mengetahui arti dari pencemaran lingkungan
2. Untuk mengetahui jenis bahan-bahan pencemaran lingkungan
3. Untuk mengetahui macam-macam pencemaran lingkungan
4. Untuk mengetahui macam-macam pencemaran lingkungan Untuk
mengetahui akibat dari pencemaran lingkungan dan upaya untuk menanggulanginya
1.4 Metode
Dalam Penyusunan karya tulis ini,
Penulis menggunakan metode:
1. Mengamati siaran televise menyangkut Pencemaran
Lingkungan
2. Mencari dan membaca informasi dari media cetak yang
berkaitan dengan Pencemaran Lingkungan
3. Mencari informasi dari internet
1.5 Sistematika
Penyajian
Penulis membuat karya tulis ini dengan
berbagai tahap yaitu:
1. Menentukan topik yang akan dibuat menjadi karya tulis
2. Mencari bahan dari berbagai sumber
3. Merangkai karya tulis dalam bentuk sederhana
4. Membuat karya tulis yang utuh
BAB II
Isi
2.1 Pengertian Pencemaran
Lingkungan
Menurut Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.
4 Tahun 1982, polusi atau Pencemaran lingkungan adalah masuknya
atau dimasukannya mahluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
2.2 Macam-macam Bahan Pencemar
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran dinamakan bahan pencemar atau polutan. Berdasarkan sifatnya polutan
terbagi menjadi dua macam.
2.2.1 Bahan Pencemar Yang
Dapat Terdegradasi (biodegradable)
Bahan yang dapat terdegradasi memiliki
struktur kimia yang sederhana sehingga dapat didegradasi, dekompisisi,
dihilangkan atau dirpmbak baik secara alami aupun rekayasa sehingga dapat
bersifat tidak mencemari. Contoh bahan yang dapat terdegradasi adalah sampah
plastik. Sampah yang biodegradable pasti akan terurai oleh keberadaan organisme
biologis, tetapi lamanya terurai akan berbeda-beda untuk masing-masing sampah.
Biodegradable ada yang bersifat
persisten (tetap ada di alam) dan ada yang dapat terdegradasi oleh perlakuan
fisik dan mekanik. Sampah harus kita lihat di mana dia berada. Kalau sampah
berada dalam kawasan konservasi, seperti taman nasional, mau tdk mau, sampah
yang bersifat non bio degradable harus diekstradisi dari kawasan. Sama halnya
dengan sampah yang bersifat long
biodegradable. Sedangkan untuk sampah yang short biodegradable, tidak apa-apa
kita biarkan berada dalam kawasan konservasi,
karena sampah seperti ini tidak lebih dari beberapa hari sudah terdegradasi utuh dan relative tidak membahayakan organisme yang berada dalam kawasan. Sampah nonplastik konvensional tersebut dituding sebagai biang pencemar lingkungan karena tidak dapat teruraikan dalam tanah. Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Jenis plastic biodegradable antara lain polyhidroksibutyrate (PHB), polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan. Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya . Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah. Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer biodegradable ini dapat diuraikan alam. Di samping itu, penambahan tepung pada pembuatan polimer biodegradable menambah biaya pembuatan plastik.
karena sampah seperti ini tidak lebih dari beberapa hari sudah terdegradasi utuh dan relative tidak membahayakan organisme yang berada dalam kawasan. Sampah nonplastik konvensional tersebut dituding sebagai biang pencemar lingkungan karena tidak dapat teruraikan dalam tanah. Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Jenis plastic biodegradable antara lain polyhidroksibutyrate (PHB), polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan. Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya . Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya. Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable, karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah. Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer biodegradable ini dapat diuraikan alam. Di samping itu, penambahan tepung pada pembuatan polimer biodegradable menambah biaya pembuatan plastik.
Hal ini menjadi potensi yang besar di
Indonesia, karena terdapat berbagai tanaman penghasil tepung seperti singkong,
beras, kentang, dan tanaman lainnya. Apalagi harga umbi-umbian di Indonesia
relatif rendah. Dengan memanfaatkan sebagai bahan plastik biodegradable, akan
memberi nilai tambah ekonomi yang tinggi. Bukan tidak mungkin kelak Indonesia
menjadi produsen terbesar plastik biodegradable di dunia. Terlebih lagi karena
dari segi kekuatan, plastik biodegradable seperti PHB dapat disejajarkan dengan
plastik konvensional yang biasa digunakan untuk pembungkus seperti polyetilen.
Namun disatu sisi plastik biodegradable
masih perlu penelitian lebih lanjut karena dari penelitian sementara masih
kurang mendukung dari sisi ekonomi. Bayangkan saja apa mungkin kita membeli
gorengan seharga 500 rupiah sementara plastik biodegradable harganya setara
atau bahkan melebihi harga gorengannya? Selain itu karena produksinya melalui
mekanisme bioproses dengan mikroba mengakibatkan konversinya cukup rendah.
Peran pemerintah dan dukungan masyarakat tentunya sangat dibutuhkan dalam usaha
pengembangan biodegradable plastik mengingat potensinya masih cukup besar untuk
dikembangkan.Karena pengolahan skala besar plastik berbahan biodegradable ini
nantinya akan membantu mengurangi penggunaan minyak bumi, gas alam yang
notabene makin menipis ketersediaannya di alam, serta turut berkontribusi
menyelamatkan lingkungan.
2.2.2 Bahan Pencemar Yang
Tidak Dapat Terdegradasi (non biodegradable)
Bahan pencemar yang tidak terdegradasi
yaitu sampah anorganik yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini
tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Secara keseluruhan zat
anorganik tidak dapat terurai oleh alam, tetapi ada beberapa yang dapat terurai
dalam waktu yang sangat lama. Jenisnya adalah sampah rumah tangga yaitu botol,
botol plastik, tas plastik. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas,
plastik, kaleng tidak dapat terdegradasi secara alami.
2.3 Macam-macam Pencemaran
Lingkungan
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara
garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air,
tanah, dan udara.
2.3.1 Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan
penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air
juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak
lagi. Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak
sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Pencemaran Air adalah suatu perubahan
keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai,
lautan
dan air tanah
akibat aktivitas manusia.
Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat
buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau
ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan
pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau
blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan
tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak
menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan
tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air
menjadi berkurang. Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro
Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama
tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya.
Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan
terjadi aliran DDT.
2.3.2 Pencemaran Udara
Pencemaran
udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan
kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar
dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di
atas batas kewajaran.
Rusaknya
ata semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat
memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan
bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan
lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi. Untuk itu
diperlukan peran serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk dapat
menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.
2.3.2.1 Macam-macam pencemaran udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung
unsur-unsur yang mengotori udara. Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada
yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.
1) Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon(CFC).
Kadar CO2 yang
terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi
meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100
ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian.
Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam.
Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan
kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon.
2) Pencemar Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhisap.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan.
Partikel yang
mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan
dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar
pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan
klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan
oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan mencemari udara.
2.3.3 Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah
adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan
tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara
tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun
telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan
dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
2.3.3.1
Penyebab pencemaran tanah
Berikut ini adalahpenyebab pencemaran
tanah:
a.Limbah domestik
Limbah
domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat
dan cair.
1.
|
Limbah
padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
|
|
2.
|
Limbah
cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam
tanah.
|
b. Limbah industri
Limbah
domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat
dan cair.
1.
|
Limbah
industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan
daging dll.
|
|
2.
|
Limbah
cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya
sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya.
Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan
dari proses industri pelapisan logam
|
c. Limbah pertanian
Limbah
pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea
2.3.3.2
Penanganan
Remediasi
adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan
off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari
zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi
adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida
dan air).
2.4 dAMPAK PENCEMARAN SECARA
GLOBAL
Pembakaran
bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri
menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran
hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat
banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer
sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di
Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house
effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC
yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran
hewan.
Efek rumah kaca dapat
menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal
dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi
berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub
sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh
terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk
manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam
Terjadi secara terus
menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan
itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya
terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan
ekosistem dan kehidupan manusia.
2.5 uPAYA PENANGGULANAN PENCEMARAN
lINGKUNGAN
Berbagai upaya telah dilakukan, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan,
antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut
tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan.
Untuk membuktikan
kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai
berikut:
a. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
a. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah satu cara untuk
menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya
menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik
dan anorganik.
Selanjutnya, sampah
organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah
anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat
rumah tangga dan barang-barang lainnya.
b. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.
Menempatkan pabrik
atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini
dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik
terhadap kehidupan masyarakat.
c. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.
d. Diadakan penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.
e. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.
Begitu juga dengan
penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang
ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga
dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri
pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.
Pemberantasan hama
secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi
pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
f. Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
Dewasa ini, tingkah
laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain
mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini
dengan berbagai jenis sampahnya.
2.6 LIMBAH
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal
sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas
tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Karakteristik limbah:
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Faktor yang mempengaruhi kualitas
limbah adalah:
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah
industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan
pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat
dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
BAB III
Penutup
3.1.
Kesimpulan
Pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat energi/
komponen lain ke dalam lingkungan atau perubahan tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun dan
tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. . Segala sesuatu yang dapat
menimbulkan pencemaran disebut polutan. Bahan pencemar. Berdasarkan sifatnya
bahan pencemar dibagi menjadi 2 yaitu bahan pencemar yang dapat terdegradasi
(biodegradable) dan yang tidak dapat terdegradasi (nondegradable). Ada banyak
macam-macam pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah. Selain
itu pencemaran lingkungan dapat menyebabkan perubahan lingkungan dapat
disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar disebabkan oleh kesengajaan
manusia dan factor alami. Upaya untuk mengatasi masalah pencemaran ini dapat
dilakukan dengan cara mamanfaatkan limbah. Berdasarkan jenis penyusunnya limbah
dibagi menjadi 2 yaitu limbah organik dan anorganik.
3.2. Saran
Pencemaran
lingkungan harus selalu kita hindari agar lingkungan kita bersih dan terhindar
dari polutan atau bahan pencemaran dan juga agar lingkungan kita menjadi lingkungan
yang kita dambakan. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga dan merawat
lingkungan kita dengan tidak membuang limbah disembarangan tempat dan selalu
menjaga kebersihan dimana saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar